CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Senin, 17 November 2008

Note On Becoming Tour Guide

Note On Becoming Tour Guide

Jumat, 14 November 2008

Belajar dari pemilu Amerika Serikat 2008

BELAJAR DARI PEMILU AS 2008



Pemilu presiden AS yang baru saja selesai memberikan pelajaran sangat berharga bagi seluruh dunia dan terutama Indonesia tentang demokrasi. Apa sajakah pelajaran terpenting bagi Indonesia ? Dalam opini saya paling tidak ada beberapa hal yang patut diterapkan di Indonesia.
Pertama adalah kemampuan dari Mc Cain dalam menerima kekalahan. Pidato penutup dari Mc Cain benar benar sangat terpuji. Mc Cain mengaku sudah menelepon Obama untuk memberinya ucapan selamat. Dia menyatakan bahwa sejak saat itu Obama adalah pimpinannya. Selain berterima kasih kepada pendukungnya dia tidak lupa menghimbau mereka untuk mendukung Obama. Walaupun berlatar belakang militer Mc Cain menyadari benar bahwa lawan politik bukanlah musuh yang harus dihancurkan.
Sikap satria sejati Mc Cain inilah yang harus diteladani dan diterapkan di Indonesia. Pada pemilu tahun 2009 dan seterusnya kelak setiap orang yang ikut pilpres, atau pilkada harus sudah menyiapkan dan lantas melaksanakan pidato penutup semacam itu. Mereka yang kalah harus memberi selamat kepada pemenang dan dikatakan kepada pendukungnya. Selain itu mereka juga harus menghimbau kepada pendukungnya agar taat kepada pemimpin yang terpilih. Mereka juga harus melarang pendukungnya memusuhi apalagi sampai mengamuk.
Kedua adalah kemampuan berorasi yang luar biasa dari kedua capres baik Obama maupun Mc Cain. Orasi kedua capres dan bahkan kedua cawapres tampak nyata sekali dalam dua kali debat capres yang ditayangkan tv sampai ke Indonesia. Keunggulannya ada pada pilihan isu yang tepat. Lantas pilihan kata dan susunan kalimat dan bahkan keseluruhan wacana yang disampaikan secara lisan benar benar sangat unggul. Keduanya dengan sangat baik menggunakan kombinasi dari bahasa lisan dan bahasa tubuh dengan pokok isi pikiran yang disampaikan dalam berbagai bidang seperti politik luar negri, ekonomi, keuangan dll.
Sampai sekarang hanya Amin Rais yang memiliki kemmapuan orasi yang di atas rata rata. Namun sayangnya isinya terlalu berat bagi rakyat kecil sehingga tidak nyambung. Hanya sebagian rakyat besar saja yang memahami isi pikirannya dengan baik. Barangkali Amin kurang mampu menyederhanakan bahasanya agar dipahami wong cilik.
Di sisi lain ada juga calon yang cuma bisa meneriakkan pekik khas partai mereka tapi sama sekali melupakan substansi. Memang benar bahwa rakyat kecil tidak mau pusing mendengarkan pidato serius, tapi siapa bisa memungkiri bahwa ini adalah cara efektif untuk menyembunyikan ketidak mampuan merumuskan pikiran dengan jelas dan mudah dimengerti ?
Debat capres atau cakada adalah ajang untuk memamerkan kepada publik kemampuan olah pikir dari calon. Memang belum tentu kemampuan debat setara dengan kemampuan kerja seseorang. Bisa saja orang cuma pintar bicara tapi tidak pintar kerja. Namun demikian sebaiknya kita tidak memungkiri bahwa acara debat capres adalah sarana terbaik untuk mengetahui penguasaan seseorang atas isu isu mutakhir dan masalah negaranya. Acara ini menawarkan transparansi kemampuan pikiran seseorang. Bukankah kemampuan berpikir adalah modal kerja yang utama ? Jadi sebaiknya jangan dihalangi hanya untuk menyembunyikan ketidak mampuan salah satu tokoh tertentu.
Ketiga adalah kemampuan menggunakan internet yang juga luar biasa dari Obama. Dia mengadakan kampanye di dunia maya yang belum pernah terjadi di dunia politik sebelumnya. Dia menyewa orang yang benar benar menguasai yaitu …….fari facebook. Mereka mampu merancang kampanye efektif di dunia maya. Karena pengguna internet di AS sudah puluhan juta maka upaya ini mampu menyedot perhatian mereka pada Obama.
Keempat adalah kemampuan memilih issue yang tepat dari Obama. Ini kemudian dirumuskan dengan bahasa yang mudah dipahami dan diingat : change we need dan yes we can. Dua frasa ini sangat efektif menggambarkan rencana program mereka. Maka pesan mereka sampai ke masyarakat.
Kelima adalah kemampuan masyarakat AS dalam menerima perbedaan identitas dan pendapat. Kemampuan ini memang sejalan dengan tingkat pendidikan mereka yang rata ratanya sudah jauh dia tas Indonesia. mereka tidak hanya melihat warna kulit Obama tapi juga memperhatikan dengan seksama isi pikirannya.
Keenam adalah kemampuan seluruh masyarakat AS melaksankan pemilu yang rasional. Pemilu terlaksana dengan sangat rapi dan transparan. Tidak ada umbul umbul dan bendera yang membuat kota nampak semrawut. Poster dibikin dan ditaruh dengan rapi sehingga malah menambah keindahan. Tidak ada arak arakan yang menganggu pemakai jalan. Tidak ada politik uang. Mereka tidak mempersoalkan lagi warna kulit Obama. Mereka melihat kemampuannya. Kapankah orang Indonesia bisa demikian? Saya punya teman yang sudah bertaraf sarjana dari sebuah peruguruan tinggi bergengsi tapi dia tidak memiliki respek kepada Amin Rais. Latar belakangnya di ormas lain agaknya menutupi nalarnya. Sifat masyarakt Indonesia yang terbagi bagi dalm segmen islam, non islam, jawa non jawa adalah sekat sekat yang masih susah untuk ditembus. Akibatnya orang non Jawa akan susah menjadi presiden, orang non musli m tidak memilih muslim dsb. Barangkali setelah rata rata pendidikan kita naik barulah kecenderungan itu surut. Tentu saja pendidikan yang memanusiakan manusia bukan pendidikan yang hanya menciptakan robot pintar.

Senin, 10 November 2008

Katakan Padaku kebenaran

KATAKAN PADAKU KEBENARAN

Ada maling kau bilang pejabat
Nah, kalau pejabat kau bilang apa ?
Apa, hah ?

Katakanlah kebenaran
Katakanlah padaku
Mana maling mana pejabat
Mana pemimpin mana penjajah
Mana wiraswasta mana kroni

Mana pembunuh mana pembela negara
Ada maling besar kau lepaskan
Ada maling kecil kau penjara
Ada maling kecil dibakar massa

Kapan kau bilang maling itu maling
Meskipun dia pejabat
Kapan kau bilang kroni itu maling
Walaupun dia teman pejabat
Kapan kau katakan padaku
Kebenaran itu ?

Jumat, 19 September 2008

Puisi

BUTA dan ZALIM
Kejayaan mengajak menjadi kejam
Keuntungan membuat kikir
Pangkat tinggi membuat takabur

Yang dilihat hanyalah pangkat
Yang dipuja hanyalah harta
Yang ditaati hanyalah nafsu
Mata jadi myopic
Anak kandungpun didiskriminasi
Yang kaya harta dan pangkat
Dipuja dan dipuji
Yang sedang diuji
Dicela dicerca dan dijauhi
Khawatir digantungi
Harta membuat silau bahkan buta Mata hati

Tiada lagi terlihat
JALAN YANG LURUS
Jalan yang terang benderang
Jalan menuju sorga
Jalan ke neraka dikira ke sorga

Bagaimana bisa pulang kalau tiada tahu jalan ?
Kasihan
Orang buta
Orang zalim
Orang orang yang merugi

ORANG ORANG JAJAHAN

Tinggi pangkatmu
Tapi di kalangan penjilatmu saja
Tidak di kalangan hambaNya
Banyak hartamu
Tapi hasil nilep uang rakyat
Hakekatnya kau miskin
Bahkan fakir
Kalau kau kalah dengan nafsumu
Dengan pangkatmu
Dengan hartamu
Kau cuma seorang kerdil
Kau hanyalah seorang jajahan
Kau hanyalah seorang budak
Dari nafsumu
Pangkatmu
Hartamu
Mana bisa aku hormat padamu ?
Mana bisa aku segan padamu ?
Bagaimana mungkin aku takut padamu ?
Wahai budak kerdil
Kau tidak lebih dari sekedar orang jajahan

TIWIKRAMA
Dengan Tapa brata ini
Allah membimbing kita
Menuju ke tujuan yang belum pernah kita capai
Lewat jalan lain
Kita akan tiwikrama
Kita akan menjadi raksasa
Sebesar tujuh gunung
Kita akan bebas
Merdeka
Dari nafsu duniawi
Kita akan menang
Menuju ke alam kelanggengan sejati
Keabadian sejati
Tempat kebahagiaan sejati
Bahagia kita selama lamanya

SUDAH GEMBIRAKAH KAU ?

Sudah gembirakah kau
Apabila ada orang meminta pertolonganmu ?
Apabila ada orang meminta bantuanmu ?
Apabila ada orang bergantung kepadamu ?
Apabila ada yang ingin berhutang kepadamu ?
Apabila ada yang meminta petunjukmu ?
Apabila orang meminta sedekahmu ?
Sebab kau menjadi lantaran Tuhan
Untuk membantu makhlukNya

Ataukah kau menjadi marah
Menjadi sebal
Menjadi emosi
Menjadi egois
Merasa uangmu adalah milikmu
Hartamu adalah hasil jerih payahmu
Hasil kecerdasanmu
Hasil pangkat tinggimu
Hasil KKNmu
Akibat tinggi derajatmu

Kau kira itu adalah hakmu sepenuhnya
Tiada hak orang lain secuilpun
Enak saja mau minta, pikirmu
Enak saja mau hutang, katamu
Kalian bukan tanggung jawabku, katamu
Kau malas, kilahmu
Kau bodoh, katamu
Nasibmu urusanmu , kilahmu

Padahal Tuhan
menitipkan nasib orang miskin di bumi
Kepada orang yang lebih kaya

Uangmu bukanlah uangmu
Hartamu bukanlah hartamu
Pangkatmu bukanlah pangkatmu
Derajatmu bukanlah derajatmu
Kepintaranmu bukanlah kepintaranmu
Kejayaanmu adalah bukan kejayaaanmu
Semua adalah pinjaman
Semua adalah milik Sang MAHARAJA
MAHARAJA SEJATI

PEMILIK LANGIT DAN BUMI
JAGAD RAYA
DAN SEGALA SEISINYA

Semua yang meminjam
Harus mengembalikan
Dengan pertanggung jawaban
Sudah siapkah kau ?
Sudah gembirakah kau ?

Rabu, 17 September 2008

FIT AND PROPER TEST UNTUK CALEG


Bambang Udoyono


Jagad politik Indonesia kembali heboh dengan ulah partai politik menunjuk para artis dan kerabat tokoh partai menjadi calon legislatif pada pemilu 2009. PAN menyiapkan 33 artis. Di antaranya Eko Patrio untuk Nganjuk, Ikang Fawzi untuk Banten, Tito Soemarsono untuk Purwakarta, Wanda Hamidah dan bahkan Mandra untuk Jakarta. PPP menyiapkan sepuluh artis seperti Mat Solar, Evie Tamala, dan Akri Patrio. Partai Golkar memakai Tantowi Yahya untuk Sumatra Selatan, Jeremi Thomas untuk Riau, dan Nurul Arifin di Karawang.
Ketua PAN Sutrisno Bachir beralasan partainya mengajak artis untuk perubahan. Entah apa yang ingin dia rubah. Katanya lagi, PAN akan memberi kursus kilat menjadi legislator. Kursus lama saja belum tentu membuat mereka menguasai masalah apalagi kursus kilat. Sekjen PPP beralasan artis akan mendongkrak perolehan suara. Katanya PPP tidak sembarangan memilih artis. Mereka yang dicalonkan adalah yang bereputasi baik dan berkeluarga harmonis demi menjaga citra partai Islam.
Selain artis kerabat dekat tokoh partai juga ramai ramai mencalonkan atau dicalonkan jadi anggota legislatif 2009. Di PDIP ada Puan Maharani, putri Megawati dan Puti Pramthana putri Guntur Sukarnoputra. Bahkan PAN yang mengaku partai reformis ada Ahmad Hafiz Thohir, adik Hatta rajasa, Ahmad Mumtaz, anak Amin Rais dan Ikrar putra A.M Fatwa. Di partai Golkar ada Dave Akbar Laksono, putra Agung Laksono. Di partai Demokrat ada Edhie Baskoro Yudhoyono, putra Presiden SBY. Di PPP ada Agus Haz, putra Hamzah Haz, Hilman Ismail, putra Buya Ismail Hasan Metareum, dan Kartika Yudisil, putra Surya Darma Ali. Tentu saja mereka punya pertimbangan sendiri atas tindakan itu.
Apapun dalih mereka, kejadian ini menimbulkan reaksi publik. Direktur eksekutif Center for electoral Reform Hadar N Gumay seperti dikutip Koran Tempo mengatakan anggota parlemen perlu memiliki keahlian khusus, sehingga kalau diisi oleh orang yang tidak pas akan membuat parlemen melempem. Pendapat senada dikatakan oleh Cipta Lesmana. Dalam sebuah wawancara televisi dia meragukan kemampuan mereka bekerja dengan baik. Koran Tempo dalam editorialnya tanggal 14 Agustus juga meragukan pola rekrutmen yang serampangan ini akan mempengaruhi kualitas anggota DPR.
Dari tabrakan argumen dan kepentingan antara parpol dan publik itu timbullah pertanyaan berikut. Apakah artis dan kerabat dekat tokoh partai tidak boleh mencalonkan sebagai caleg ? Bukankah sikap ini diskriminatif ? Apakah mereka semua tidak mampu ? Untuk menjawab semua keraguan dan pertanyaan publik itu maka sebaiknya diselenggarakan fit and proper test untuk semua caleg di semua level, dari DPRD sampai DPR. Ujian ini sebaiknya diselenggarakan oleh berbagai unsur masyarakat seperti perguruan tinggi dengan melibatkan tidak saja pengajarnya tapi juga mahasiswanya. Selain itu juga pers, LSM, KPU dan lain lain. Ujian sebaiknya meliputi ujian tertulis dalam bidang hukum, ekonomi, bahasa Inggris dan politik dan mungkin bidang lain. Selain itu ditambah dengan ujian lisan berupa debat di perguruan tinggi dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat tadi. Ujian ini harus dilaksanakan dengan obyektif dan transparan. Hanya mereka yang luluslah yang boleh menjadi caleg. Mereka yang tidak lulus, siapapun dia, harus tidak boleh menjadi caleg.
Inilah satu satunya cara untuk mengetahui kualitas seseorang. Inilah cara terbaik untuk mendapatkan pola rekrutmen yang menghasilkan caleg yang berkualitas tinggi. Tanpa melewati cara ini maka pola rekrutmen akan bisa diakali oleh petinggi partai demi kepentingan sempit sekelompok elit. Sedangkan hakekatnya lembaga legislatif itu bukanlah milik elit partai tapi milik publik, milik semua orang. Dengan demikian publik berhak dilibatkan atau melibatkan diri dalam proses rekrutmennya. Lagipula untuk mendapatkan posisi kunci seperti Panglima TNI, D4ubes, Kapolri, Ketua KPK, Ketua MA dan lain lain mereka harus melewati fit and proper test, kenapa caleg tidak ? Untuk mendapatkan pekerjaan yang bukan di posisi kuncipun orang harus diuji dulu, kenapa caleg tidak ? Bahkan sebelum bekerja untuk menjadi mahasiswapun orang harus diuji dulu, kenapa caleg tidak ? Jadi tunggu apa lagi ?
*

Selasa, 16 September 2008

Selamatkan DPR

SELAMATKAN DPR !

Bambang Udoyono


Sri Edi Swasono (dalam pengantar buku Marwan Batubara, Skandal BLBI : Ramai ramai Merampok Negara, Jakarta, 2008) menulis bahwa “Pemerintahan negara yang adigang –adigung-adiguna nepotistik, yang mengabaikan meritokrasi dan tuntutan profesionalisme the right man in the right place merupakan awal segala malapetaka. Orang orang medioker pun bisa masuk ke dalam pemerintah dan menikmati kewenangan kekuasaan siap pakai. Dai sinilah kecerdikan dan kelicikan globalisme-imperialistik memperoleh peluang lebih besar untuk melaksanakan skenario perampokan dan penjarahan.”
Pendapat Sri Edi Swasono ini memiliki titik temu dengan pendapat Amin Rais dalam buku terbarunya (Agenda Mendesak : Selamatkan Indonesia, Yogyakarta, 2008). Dia menulis bahwa ada elit nasional yang bermental inlander. Mereka ini tidak memiliki keberanian melawan korporasi asing. Mereka merasa rendah diri berhadapan dengan asing. Mereka justru berkolaborasi dengan pihak asing demi kepentingan asing. Ada beberapa UU yang merupakan pesanan korporasi asing. Akibatnya Indonesia saat ini sudah dikuasai asing. Indonesia sudah kehilangan kedaulatan ekonomi. Sumber sumbernya sudah dikuasai asing.
Meskipun orang bisa saja membuat argumen sebaliknya, paling tidak ada unsur kebenaran dalam pendapat kedua pakar itu. Selain itu ada benang merah yang bisa ditarik dari kedua pendapat itu, yaitu bahwa Indonesia sekarang ini membutuhkan pemimpin yang kuat paling tidak secara intelektual, moral, manajerial dan lain lain. Kekuatan itu harus terdistribusi merata di semua lini, baik eksekutif maupun legislatif. Kemudian kekuatan itu juga harus sudah terbukti berdasarkan catatan karir mereka alias rekam jejak mereka. Orang yang terpilih menduduki posisi kunci haruslah orang yang sudah memiliki prestasi tinggi karena mereka harus menghadapi masalah sosial ekonomi politik Indonesia yang maha rumit.
Dalam situasi Indonesia yang sedang membutuhkan pemimpin kuat, mendadak saja partai politik beramai ramai mencalonkan artis dan kerabat petinggi parpol menjadi anggota legislatif untuk pemilu 2009. Logikanya di mana ? Tentu saja sebagian masyarakat yang kritis terkaget kaget.
Sutrisno Bachir justru menyatakan bahwa mereka adalah manusia juga. Kita sudah lama tahu fakta itu, tak seorangpun pernah menyatakan mereka bukan manusia. Masalahnya apakah mereka mampu bekerja sebagai legislator yang handal nanti kalau terpilih ? Apakah mereka sudah punya prestasi setinggi langit yang berguna untuk memecahkan masalah kemiskinan ? Jangan sampai setelah terpilih baru mau mulai belajar. Lantas bekerjanya kapan ?
Memang benar mereka juga manusia biasa yang juga berhak untuk dicalonkan sebagai anggota legislatif. Meskipun demikian keraguan publik sebaiknya diperhatikan juga. Satu hal terpenting adalah jangan sampai pemimpin di tingkat nasional diisi oleh orang orang medioker agar malapetaka tidak lebih parah lagi. Jika orang orang medioker terpilih maka DPR akan turun mutunya. Jangan jangan akan dengan mudah tergadai. Jangan jangan RUU akan ada harganya. Apalagi jika kelemahan intelektual disertai dengan kelemahan moral. Bayangkan apa jadinya kalau orang tak mampu inteleknya, sudah terbiasa hidup mewah dengan moralitas yang longgar tapi punya jabatan tinggi dan didekati kroni korporasi asing yang punya uang banyak dan kepentingan yang bertabrakan dengan kepentingan masyarakat Indonesia.
Sesungguhnya DPR dan eksekutif terancam menjadi lembaga yang medioker. Kepemimpinan yang medioker di masa lalu sudah menjerumuskan Indonesia ke dalam kris multidimensi yang masih sulit kita atasi samapi sekarang. Kalau kepemimpinan medioker ini berlanjut di masa depan maka Indonesia akan menjadi santapan empuk dan lezat bagi korporatokrasi.
Ancaman ini sungguh sangat mengerikan. Apalagi mengingat bahwa sebagian (besar?) masyarakat Indonesia yang mudah terpikat pada pesona selebritis dan uang, maka peluang mereka sungguh sangat besar.
Dalam perspektif ini maka fit and proper test bagi semua caleg adalah keharusan. Siapapun dia, anak orang biasa atau anak ketua partai besar, sarjana baru ataupun yang sudah puluhan tahun menjabat di DPR, artis terkenal maupun orang biasa, harus menjalani ujian untuk membuktikan kemampuan intelektual, manajerial, dan moral mereka.
Kepemimpinan yang kuat dan efektif adalah kepentingan semua glongan masyarakat, apapun tingkat ekonominya, rasnya, agamanya. Karena itu sudah selayaknya semua golongan berpartisipasi dalam proses rekrutmen pempinan di sektor eksekutif dan legislatif.
Pertanyaannya, siapakah yang akan melaksanakan ujian bagi caleg ? Tidak mudah menjawabnya. Tapi karena KPU yang punya gawe maka dialah yang selayaknya paling bertanggung jawab. Meskipun demikian berbagai unsur kunci dalam masyarakat selayaknya diikut sertakan. Perguruan tinggi dengan mahasiswanya layak diikut sertakan. Demikian juga LSM, pers, MUI, Muhammadiyah, NU, organisasi pofesi dll.
*

RENUNGAN POLITIK DAN SPIRITUALITAS

ANTOLOGI PUISI
OLEH
BAMBANG UDOYONO

MENGEJAR FATAMORGANA



Kaulihat gemerlap kota
Kau kejar
Dan kau temukan seonggok pasir

Kaulihat cemerlang cahaya
Bukit emas permata
Kau kejar
Dan kau temukan batu padas gersang dan panas

Kau kejar dunia
Kau berlari ke utara
Kau sampai di selatan
Kau berlari ke selatan
Kau sampai di utara

Kau pergi ke mana mana
Tapi sesungguhnya tidak sampai ke manapun
Yang kau kejar hanyalah
Fatamorgana kehidupan duniawi

Kau kejar pangkat
Kau kejar derajat
Kau kejar harta
Kau kejar kuasa
Kau kejar wanita
Kau kejar laki laki
Apakah yang kau dapat ?
Tiada lain hanyalah kobaran api nafsu
Yang kau kejar hanyalah
Fatamorgana kehidupan duniawi


Kau pejabat
Kau kaya raya
Kau kuasa
Dari manakah uangmu ?
Tilep uang negara


Kau konglomerat
Kau kaya raya

Darimanakah uangmu ?
Tilep harta rakyat
Apakah itu uangmu ?
Kubilang itu harta rakyat
Jadi mana uangmu ?
Mana ?


Yang kau kejar hanyalah
Fatamorgana kehidupan duniawi


Dimanakah matamu ?
Mata hatimu ?
Aku tahu kamu hanya punya mata raga
Tapi di manakah mata hatimu ?
Butakah mata hatimu ?
Di manakah mata nalarmu ?
Sehatkah mata nalarmu ?

Yang kau kejar hanyalah
Fatamorgana kehidupan duniawi


Puisi ini adalah hasil perenungan terhadap sikap sebagian (besar) manusia yang ambisius mengejar harta duniawi, derajat, pangkat, dengan menyepelekan aspek moralitas sehingga mereka menabrak segala perintah ALLAH SWT. Ini adalah ibarat mengejar fatamorgana. Apa yang mereka kejar tidak akan pernah tercapai, sia sialah pengejaran mereka. Alih alih kejayaan dan kebahagiaan mereka mendapatkan kesengsaraan.




TAS PLASTIK DI PINTU KERETA


Tas plastik di pintu kereta
Itulah rakyat Indonesia ( Nusantara )
Diinjak orang
Hanya bisa diam
Ditiup angin
Kau tak berdaya
Hampir terlempar ke luar
karena angin

Masuk lagi ke gerbong
Diinjak lagi
Ditendang orang

Tas plastik di pintu kereta
Tiada mengeluh
Tapi memaki

Tlas plastik di pintu kereta
Bagimu tiada kasihan
Tiada bantuan
Apalagi kasih sayang
Akhirnya hilang musnah ditiup angin
Entah kemana

Tas plastik di pintu kereta
Entah bagaimana nasibmu
Hanya tas plastik
Siapa peduli ?
Tak ada harga
Tak ada guna
Tidak juga sedap
Baumu
Rupamu
Bicaramu
Sikapmu
Tindakanmu
Pikiranmu



Tas plastik
Habis dipakai
Temanmu sampah
Tempatmu bak sampah
Nasibmu jadi komoditi murah
Sangat murah

Puisi di atas ini adalah hasil perenungan atas nasib rakyat Indonesia yang selalu menderita sejak ratusan tahun dijajah bangsa lain sampai dijajah bangsa sendiri. Tas plastik adalah simbol rakyat kecil yang dianiaya penguasa. Puisi ini diilhami oleh sebuah kejadian nyata ketika dalam sebuah perjalanan saya melihat sebuah tas plastik yang diombang ambingkan , dan diinjak injak orang banyak.


MAHARAJA
DIA adalah pencipta
dan pemilik jagad raya
Bulan dan bintang
Matahari
Burung terbang di langit
Gunung gunung
Kepada maharaja di langit dan di bumi
Semua bersujud dan bertasbih
Dengan caranya sendiri sendiri
Caramu ?

Puisi ini adalah ungkapan kekaguman atas kebesaran ALLAH SWT. Sekaligus pengakuan ketundukan kepada ALLAH SWT yang merupakan MAHARAJA DI ALAM RAYA.

CINTA TERINDAH

Cinta ibumu
Adalah cinta yang sangat indah
Begitu juga
Cinta kasih istrimu
Cinta kasih suamimu
Cinta kasih saudara saudaramu
Cinta kasih teman dan kerabatmu

Tapi mereka memiliki nafsu
Tapi mereka memiliki amarah
Tapi mereka memiliki ego
Tapi mereka memiliki pamrih

Apakah kau pikir cinta mereka setara
Dengan cinta kasih dari Dia yang menciptakan jagad raya ?
Apakah kau pikir cinta mereka sama
Dengan cinta kasih Dia yang menciptakan cinta ?
Apakah kau pikir cinta kasih mereka sama
Dengan cinta kasih dia yang menciptakan kebahagian ?
Apakah kau pikir cinta kasih mereka setara
Dengan cinta kasih Dia yang menciptakan keindahan ?
Apakah kau pikir cinta kasih mereka setara
Dengan cinta kasih Dia yang menciptakanmu ?

Cinta kasihNya
Adalah CINTA TERINDAH
Tidakkah kau merasakannya ?
Nikmatilah dan kau akan hidup berbahagia
Karena kau menemukan kebahagiaan sejati
Karena kau menemukan cinta sejati
Cinta tulus melebihi ketulusan siapapun
Bahkan lebih tulus daripada cinta kasih ibumu

Dengan cinta terindah kaurasakan
Bagaimana mungkin kau menderita ?
Akankah ini kau tinggalkan ?
Cinta kasihNya
Adalah CINTA TERINDAH

THE MOST BEAUTIFUL LOVE
The love of your mom
Is wonderful
So is
the love of your wife
the love of your husband
the love of your daughter
the love of your friends
the love of your …

But they have desire, anger, ego,
They are just ordinary human being
Do you think that their love
Is equal to the love of
The one who creates Universe ?
The One who creates happines ?
The One who creates beauty ?
The One who creates you ?

His Love is the most beautiful love
Why don’t you enjoy it ?
It is a love without egoism
It is a love without anger
It is a love without discrimination
It is truly a wonderful love
It is truly the gratest love of all

With the most beautiful love
How can you feel sorrow ?
Will you leave this wonderful love ?



TRINETRA (TIGA MATA)

Berapakah matamu ?
Dua
Itu hanya mata raga
Berapa matamu ?
Kau bingung

Berapa mata manusia ?
Ada yang cuma satu
Kau makin ngawur
Berapa mata manusia ?
Kau makin bingung

Sebenarnya kau tahu
mata manusia ada tiga
Raga punya satu pasang
Nalar punya satu lagi
Dan hati juga punya satu lagi
Manusia paripurna adalah trinetra
Dia mampu menembus tiga alam
Dia melihat apa yang tak terlihat
Manusia biasa

Bukalah ketiga matamu
Maka kau akan jadi jalma linuwih
Jalma limpad
Weruh sakdurunge winarah
Kau akan melihat
Laku jantraning jagad
Kau akan melihat jalan yang lurus
Menuju ke kebahagiaan sejati
Manusia trinetra
Melihat kesejatian
Manusia biasa melihat
Jagad yang menipu
Itulah Fatamorgana


Tapi kau tak akan pernah mampu
Membuka mata hatimu
Manakala kau masih jadi budak nafsu
Kalau kau masih jadi budak harta,
Kalau kau masih jadi budak pangkat
Kalau kau masih jadi budak makhluk

Jumat, 15 Agustus 2008

Menyambut ulang tahun kemerdekaan RI

Dalam rangka memperingati ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia beriktu adalah puisi saya. Puisi ini sebenarnya sudah lama saya renungkan dan sudah setahun lebih saya simpan di komputer saya. sekarang saatnya mempersembahkan kepada publik.

(Belum) Merdeka
Merdeka !
Pekikmu di setiap 17 Agustus
Merdeka !
Pekikmu di setiap rapat
Merdeka !
Slogan negrimu
Merdeka !
Lagu wajibmu
Merdeka !
Tulisan di tembokmu
Tapi punyakah kau kemerdekaan sejati ?
Kemerdekaan dari nafsumu ?
Kemerdekaan dari kebodohanmu ?
Kemerdekaan dari kepicikanmu ?
Kemerdekaan dari klenik ?
Lama sudah negri kita merdeka dari Belanda
Tapi makin banyak orang terjajah
Para petinggipun jadi jajahan
Dari harta
Dari tahta
Dari nafsu
Dari musrik
Dari kebodohan
Dari kepicikan
Dari kemiskinan nurani dan budi
Bisakah kini kau katakan
Bahwa kita sudah merdeka ?
Dari apa ?
Kenapa tidak kau ganti saja pekikmu
Belum merdeka !

Sabtu, 12 Juli 2008

Buku panduan.

Kalau anda melihat ke sebelah kanan maka di sisi paling atas akan terlihat cover buku baru saya. Judulnya "Sukses menjadi pramuwisata profesional". Buku ini adalah panduan bagi mereka yang ingin meniti karir menjadi seorang pramuwisata. Isinya sangat lengkap.
Anda akan dibimbing untuk membentuk diri menjadi seorang pramuwisata.

Profesi ini cukup menjanjikan, tentu saja kalau dilakukan dengan baik. Kalau tidak ya akan gagal juga. Kalau kita melihat potensi pariwisata Indonesia yang besar maka sebenarnya pelunag profesi ini ke depan masih terbuka sangat luas.

Dalam pengamatan saya baru di beberapa tempat saja, seperti Yogyakarta, Bali, Jakarta, Bandung, Lombok, profesi ini berkembang. Artinya masih terbuka peluang untuk mengembangkannya di tempat- tempat lain. Tentu saja hasil akhirnya akan berbeda dengan apa yang saya contohkan dalam buku saya karena kondisi yang berbeda.

Ambil contoh pariwisata alam. Indonesia sangat kaya dalam hal ini sedangkan peminatnya di negara kaya cukup baik. Di barat banyak terdapat kelompok pecinta alam. Fakta ini membuka peluang bagi pecinta alam, pendaki gunung, petualang untuk memasarkan jasa pemanduan di bidang ini.

Saya juga pernah bertemu dengan sekelompok orang Amerika yang sedang bersemedi di Gunung Bromo ! Mereka adalah orang bule yang berminat pada spiritualitas. Bukankah Indonesia adalah gudang para spiritualis ? Kenapa tidak kita kembangkan sektor ini sehingga bisa menjadi tambang emas ?

Indonesia juga kaya dengan ilmu beladiri. Ilmu ini juga bisa menjadi sumber rejeki bagi para pelatih dan semua komponen pendukungnya. Jepang, Korea dan Cina sudah membuktikan. Saya yakin Indonesia juga akan mampu mengolah potensi ini.

Tapi pada kenyataannya tidak demikain. Apa sebabnya ?

Jawabannya agak rumit. tapi paling tidak saya melihat bahwa orang Indonesia kurang berorganisasi dan berkoordinasi dengan baik. Sebagian orang memiliki ketrampilan beladiri, sebagian lain memiliki ketrampilan bahasa asing, sebagian laian ketrampilan manajerial, sebagian lain ketrampilan pemasaran dll. tapi mereka ini terpisah pisah. Tidak ada pergaulan antar kaum, yang ada hanyalah pergaulan antar pribadi.

Saya bermimpi ada seorang pemimpin, tidak harus pejabat, ketua partai atau presiden, bisa saja seorang manajer, pelatih silat atau profesi apapun. Namun dia memiliki ketrampialn manajerial dan kepemimpinan baguu yang bisa menyatukan semua potensi yang ada tadi. Potensi yang saya sebutkan tadi adalah hanya sebagian kecil dari kekayaan Indonesia yang 'intangible'.

Minggu, 22 Juni 2008

Memimpin adalah memberi solusi

Sungguh tidak mudah menjadi pemimpin. Pemimpin memang harus mampu menguasai tapi tidak sekedar itu. Memimpin , dalam segala tingkatan, adalah memberi solusi.
Menguasai, tanpa memberi solusi, bukanlah memimpin tapi menjajah, mengeruk kekayaan, dan keuntungan untuk pribadi, keluarga dan kliknya. itulah yang dilakukan oleh kompeni selama ratusan tahun.

Lihatlah dalam level rumah tangga. Seorang bapak adalah pemimpin keluarga, atau imam keluarga dalam konsep Islam. Sebagai pemimpin atau imam dia memiliki hak untuk dihormati, dituakan, dinomorsatukan. Tapi jangan lupa sisi lainnya yaitu kewajibannya sebagai imam atau pemimpin adalah memberikan banyak hal seperti bimbingan, contoh, kasih sayang, perhatian, dana, pemikiran dan solusi bagi istri dan anak anaknya. Bukan cuma dana saja. Dana untk biaya hidup jelas wajib tapi juga aspek lain seperti pemikiran. Seorang bapak harus bisa memberi solusi agar anak dan istrinya juga sukses dalam peranan mereka masing masing. Apabila seorang bapak memakai dananya seenak perutnya sendiri dengan mengabaikan keptningan anak istrinya apakah dia bisa disebut bapak yang baik ? Apabila dia tidak mampu memberi solusi apakah dia bisa disebut bapak yang baik ?

Demikian juga di level komunitas dan apalagi negara. Tokoh nomor satu harus ditaati dan dihormati sebagai imbangan dari semua pemberiannya. Semakin tinggi levelnya sebenarnya kewajibannya semakin berat. Di posisi puncak Indonesia maka seorang pemimpin sebenarnya sedang dititipi nasib 200 juta orang lebih oleh Allah swt. Sungguh beban yang sangat berat.

Di level partai maka ketua partai sebenarnya tidak hanya memikirkan dan memberi solusi bagi anggota dan simpatisan partainya tapi kepada seluruh rakyat Indonesia. Ketua partai harus mampu memberi solusi kepada anak buahnya , partai lain dan bahkan negaranya. Dia bertanggung jawab agar anak buahnya atau pendukungnya tidak ngamuk secara fisik ketika dia kalah dalam pemilu. Dia juga bertanggung jawab agar partainya tidak menjadi pengganggu bagi proses pemilu. Dia malah harus mendorong terciptanya proses pemilu sejak dari kampanye sampai pelantikan presiden dan DPR baru nanti.

Apabila ada tokoh atau pemimpin partai yang malah ngaco, apakah dia berhak disebut sebagai tokoh yang baik ? Apakah dia patut digugu dan ditiru ? Apakah dia patut diteladani ? Silahkan anda sendiri yang menilai.