CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Senin, 17 November 2008

Note On Becoming Tour Guide

Note On Becoming Tour Guide

Jumat, 14 November 2008

Belajar dari pemilu Amerika Serikat 2008

BELAJAR DARI PEMILU AS 2008



Pemilu presiden AS yang baru saja selesai memberikan pelajaran sangat berharga bagi seluruh dunia dan terutama Indonesia tentang demokrasi. Apa sajakah pelajaran terpenting bagi Indonesia ? Dalam opini saya paling tidak ada beberapa hal yang patut diterapkan di Indonesia.
Pertama adalah kemampuan dari Mc Cain dalam menerima kekalahan. Pidato penutup dari Mc Cain benar benar sangat terpuji. Mc Cain mengaku sudah menelepon Obama untuk memberinya ucapan selamat. Dia menyatakan bahwa sejak saat itu Obama adalah pimpinannya. Selain berterima kasih kepada pendukungnya dia tidak lupa menghimbau mereka untuk mendukung Obama. Walaupun berlatar belakang militer Mc Cain menyadari benar bahwa lawan politik bukanlah musuh yang harus dihancurkan.
Sikap satria sejati Mc Cain inilah yang harus diteladani dan diterapkan di Indonesia. Pada pemilu tahun 2009 dan seterusnya kelak setiap orang yang ikut pilpres, atau pilkada harus sudah menyiapkan dan lantas melaksanakan pidato penutup semacam itu. Mereka yang kalah harus memberi selamat kepada pemenang dan dikatakan kepada pendukungnya. Selain itu mereka juga harus menghimbau kepada pendukungnya agar taat kepada pemimpin yang terpilih. Mereka juga harus melarang pendukungnya memusuhi apalagi sampai mengamuk.
Kedua adalah kemampuan berorasi yang luar biasa dari kedua capres baik Obama maupun Mc Cain. Orasi kedua capres dan bahkan kedua cawapres tampak nyata sekali dalam dua kali debat capres yang ditayangkan tv sampai ke Indonesia. Keunggulannya ada pada pilihan isu yang tepat. Lantas pilihan kata dan susunan kalimat dan bahkan keseluruhan wacana yang disampaikan secara lisan benar benar sangat unggul. Keduanya dengan sangat baik menggunakan kombinasi dari bahasa lisan dan bahasa tubuh dengan pokok isi pikiran yang disampaikan dalam berbagai bidang seperti politik luar negri, ekonomi, keuangan dll.
Sampai sekarang hanya Amin Rais yang memiliki kemmapuan orasi yang di atas rata rata. Namun sayangnya isinya terlalu berat bagi rakyat kecil sehingga tidak nyambung. Hanya sebagian rakyat besar saja yang memahami isi pikirannya dengan baik. Barangkali Amin kurang mampu menyederhanakan bahasanya agar dipahami wong cilik.
Di sisi lain ada juga calon yang cuma bisa meneriakkan pekik khas partai mereka tapi sama sekali melupakan substansi. Memang benar bahwa rakyat kecil tidak mau pusing mendengarkan pidato serius, tapi siapa bisa memungkiri bahwa ini adalah cara efektif untuk menyembunyikan ketidak mampuan merumuskan pikiran dengan jelas dan mudah dimengerti ?
Debat capres atau cakada adalah ajang untuk memamerkan kepada publik kemampuan olah pikir dari calon. Memang belum tentu kemampuan debat setara dengan kemampuan kerja seseorang. Bisa saja orang cuma pintar bicara tapi tidak pintar kerja. Namun demikian sebaiknya kita tidak memungkiri bahwa acara debat capres adalah sarana terbaik untuk mengetahui penguasaan seseorang atas isu isu mutakhir dan masalah negaranya. Acara ini menawarkan transparansi kemampuan pikiran seseorang. Bukankah kemampuan berpikir adalah modal kerja yang utama ? Jadi sebaiknya jangan dihalangi hanya untuk menyembunyikan ketidak mampuan salah satu tokoh tertentu.
Ketiga adalah kemampuan menggunakan internet yang juga luar biasa dari Obama. Dia mengadakan kampanye di dunia maya yang belum pernah terjadi di dunia politik sebelumnya. Dia menyewa orang yang benar benar menguasai yaitu …….fari facebook. Mereka mampu merancang kampanye efektif di dunia maya. Karena pengguna internet di AS sudah puluhan juta maka upaya ini mampu menyedot perhatian mereka pada Obama.
Keempat adalah kemampuan memilih issue yang tepat dari Obama. Ini kemudian dirumuskan dengan bahasa yang mudah dipahami dan diingat : change we need dan yes we can. Dua frasa ini sangat efektif menggambarkan rencana program mereka. Maka pesan mereka sampai ke masyarakat.
Kelima adalah kemampuan masyarakat AS dalam menerima perbedaan identitas dan pendapat. Kemampuan ini memang sejalan dengan tingkat pendidikan mereka yang rata ratanya sudah jauh dia tas Indonesia. mereka tidak hanya melihat warna kulit Obama tapi juga memperhatikan dengan seksama isi pikirannya.
Keenam adalah kemampuan seluruh masyarakat AS melaksankan pemilu yang rasional. Pemilu terlaksana dengan sangat rapi dan transparan. Tidak ada umbul umbul dan bendera yang membuat kota nampak semrawut. Poster dibikin dan ditaruh dengan rapi sehingga malah menambah keindahan. Tidak ada arak arakan yang menganggu pemakai jalan. Tidak ada politik uang. Mereka tidak mempersoalkan lagi warna kulit Obama. Mereka melihat kemampuannya. Kapankah orang Indonesia bisa demikian? Saya punya teman yang sudah bertaraf sarjana dari sebuah peruguruan tinggi bergengsi tapi dia tidak memiliki respek kepada Amin Rais. Latar belakangnya di ormas lain agaknya menutupi nalarnya. Sifat masyarakt Indonesia yang terbagi bagi dalm segmen islam, non islam, jawa non jawa adalah sekat sekat yang masih susah untuk ditembus. Akibatnya orang non Jawa akan susah menjadi presiden, orang non musli m tidak memilih muslim dsb. Barangkali setelah rata rata pendidikan kita naik barulah kecenderungan itu surut. Tentu saja pendidikan yang memanusiakan manusia bukan pendidikan yang hanya menciptakan robot pintar.

Senin, 10 November 2008

Katakan Padaku kebenaran

KATAKAN PADAKU KEBENARAN

Ada maling kau bilang pejabat
Nah, kalau pejabat kau bilang apa ?
Apa, hah ?

Katakanlah kebenaran
Katakanlah padaku
Mana maling mana pejabat
Mana pemimpin mana penjajah
Mana wiraswasta mana kroni

Mana pembunuh mana pembela negara
Ada maling besar kau lepaskan
Ada maling kecil kau penjara
Ada maling kecil dibakar massa

Kapan kau bilang maling itu maling
Meskipun dia pejabat
Kapan kau bilang kroni itu maling
Walaupun dia teman pejabat
Kapan kau katakan padaku
Kebenaran itu ?